I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persemaian
adalah tempat atau area l
untuk kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi
bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di persemaian merupakan
kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu sangat
penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan
penanaman hutan. Penanaman benih ke
lapangan dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti
harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian ( Schimidf, 2000 ).
Standar
mutu bibit di Indonesia masih terbatas untuk jenis-jenis tanaman komersial
tertentu. Pusat Standarisasi Lingkungan (PUSTALING) Kementerian Kehutanan pada
tahun 1999 mempublikasikan SNI mutu bibit untuk tujuh jenis tanaman hutan yang
meliputi jenis Acacia mangium, Eucalyptus urophylla, Gmelina
arborea, Paraserianthes falcataria, Pinus merkusii, Shorea
sp., Shorea stenoptera. Di dalam SNI tersebut, syarat mutu bibit
meliputi : 1) syarat umum berupa bibit berasal dari benih mutu dengan bentuk
kokoh tegar, batang tunggal, dan utuh, sehat, serta pangkal batang berkayu, dan
2) syarat khusus berupa kekompakan media, tinggi bibit, diameter bibit,
kekokohan bibit, jumlah daun, dan warna daun (Danu et al. 2006).
Menurut
Pramono dan Suhendi (2006) Penentuan mutu bibit pada umumnya didasarkan kepada
hasil penilaian atau evaluasi terhadap tiga kriteria yaitu mutu genetik, fisik,
dan fisiologis. Mutu genetik didasarkan pada kelas sumber benih. Mutu fisik
mencerminkan kondisi fisik bibit seperti kekompakan media, keadaan batang, dan
kesehatan. Sedangkan mutu fisiologis menggambarkan mutu pertumbuhan tinggi,
diameter, jumlah daun, dan warna daun.
Jati
putih (Gmelina arborea Roxb) merupakan salah satu tanaman cepat tumbuh (fast
growing) yang banyak dibudidayakan di persemaian. Jati putih juga digunakan
sebagai tanaman industri: Hutan Tanaman Industri (HTI), dan Hak Pengusahaan
Hutan (HPH). Untuk menghasilkan tanaman unggul, diperlukan teknik pemeliharaan
tanaman berdasarkan kriteria mutu bibit (Irwansyah,
A. 2016).
Jati putih (Gmelina arborea Roxb)
merupakan tanaman penghasil kayu yang produktif dan memiliki nilai ekonomi
tinggi. Kayu jati putih biasanya digunakan sebagai bahan bangunan, bahan
kertas, dan sebagai alternatif pengganti kayu sengon.
1.1.1 Alasan Pemilihan Tempat Praktik Umum/Magang
Pemilihan persemaian CV. Rayani Mandiri
sebagai tempat praktik umum/magang yang bertempat di kawatuna
kecamatan Mantikulore kota Palu, yaitu karena CV.
Rayani Mandiri merupakan salah satu persemaian yang memiliki sarana dan
prasarana yang cukup memadai untuk tempat praktik umum/magang menjadikan tempat
tersebut sebagai wadah untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari
diperkuliahan.
1.1.2 Alasan Pemilihan Bidang
Yang Dipelajari
Pemilihan Bidang
yang dipelajari di persemaian
CV. Rayani Mandiri yaitu
teknik
pembibitan Jati Putih (Gmelina Arborea Roxb). Alasan pemilihan
bidang yang dipelajari karena disamping mengikuti bidang yang sesuai dengan mata
kuliah minat juga ketertarikan akan jati putih yang banyak di budidayakan
karena nilai ekonomis yang cukup tinngi dan banyak dibuthkan dipasaran meubel
kayu..
1.2 Tujuan Praktik Umum/Magang
Tujuan
dari praktik umum/magang ini yaitu mengaplikasikan ilmu yang di
dapat di bangku kuliah langsung secara nyata diaplikasikan khususnya
masalah pembibitan/persemaian tanaman Jati Putih (Gmelina Arborea Roxb) yang
letaknya di persemaian di CV. Rayani Mandiri di Desa Kawatuna Mantikulore Palu.
1.3 Manfaat
Praktik Umum/Magang
Manfaat
dari praktik umum/magang ini agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori
yang didapat dari bangku kuliah terkhususnya ilmu silvikultur dan teknik
persemaian, sehingga pemahamannya dari teori yang di dapat lebih mendalam
khususnya dibidang pembibitan. Mengingat ilmu silvikultur dan teknik persemaian
itu sendiri merupakan awal dari proses kelangsungan hutan yang lestari.
II. GAMBARAN UMUM LOKASI PERUSAHAAN
2.1 Letak
dan Luas
Persemaian CV. Rayani Mandiri terletak di Kawatuna,
Palu Provinsi Sulawesi Tengah.Luas areal Persemaian yaitu ±5 ha m2. Persemaian
CV. Rayani
Mandiri berbatasan dengan :
a. Sebelah
utara : Permukiman Warga
b. Sebelah timur : Poboya kecamatan Mantikulore Palu
b. Sebelah timur : Poboya kecamatan Mantikulore Palu
c. Sebelah
Selatan : DAS (daerah aliran
sungai)
d. Sebelah
Barat : Jalan
2.2 Sarana dan Prasarana
Jenis Sarana dan
prasarana yang digunakan pada areal persemaian CV.Rayani Mandiri sebagai
penunjang pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Alat
Adapun alat yang digunakan di persemaian tersebut adalah cangkul, sekop, gerobak dorong (artco), selang,
linggis, kaos tangan, tangki semprot dan mesin sedot air.
2. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan
di persemaian tersebut
adalah tanah, pasir, air, benih tanaman, bibit cabutan alam, pupuk (organik dan anorganik), polybag dan insektisida.
2.3 Struktur
Organisasi
Tenaga
kerja yang diperkerjakan pada persemaian CV.Rayani Mandiri adalah dari tenaga
kerja local yang berada disekitar lokasi pembibitan jumlah pengurus yang ada di
CV.Rayani Mandiri sebanyak 6 orang.
2.4 Aksebilitas
Aksebilitas
menuju ke lokasi persemaian dapat di tempuh dari kota palu 20 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua
dan roda empat serta memiliki jarak tempuh10 km kearah timur dari kota Palu.
III. KEGIATAN
PELAKSANAAN PRAKTIK UMUM/MAGANG
3.1 Kegiatan di Dinas Instansi/Magang
Adapun Kegiatan sehari-sehari yang kami lakukan di CV.Rayani Mandiri
terdiri dari :
3.1.1 Penyapihan
Penyapihan
yang telah kita lakukan yaitu durian, cingkeh, rambutan dan kemiri yang
sudah berkecambah di bedeng tabur dan siap untuk proses
penyapihan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyapihan antara lain:
1. pencabutan kecambah dari bedeng tabur harus hati-hati dan akar
tidak boleh patah
2. Kecambah tidak boleh
luka
3. penyapihan dilakukan pada pagi atau sore hari
di bawah naungan.
3.1.2 Penyiraman
Penyiraman yang kami lakukan pada persemaian CV.
Rayani Mandiri yaitu pagi dan sore hari karena tanaman sangat bergantung pada
intensitas penyiraman namun pada musim penghujan frekuensi penyiraman dapat
dikurangi, tapi tetap selalu di kontrol agar tetap terjaga kebutuhan airnya.
3.1.3 Penyulaman
Kegiatan
penyulaman yang kami lakukan yaitu dengan mengganti semai yang rusak/ terserang
penyakit atau mati agar di peroleh tanaman yang seragam . kegiatan penyulaman
ini dilakukan 2-4 minggu setelah penyapihan
3.1.4 Penyiangan dan Pendangiran
Penyiangan
dan pendangiran meliputi pekerjaan pembersihan gulma/tumbuhan pengganggu di
sekitar tanaman dan sekaligus menggemburkan tanah disekitar batang tanaman.
3.1.5 Penyungkupan
bibit
Kegiatan penyungkupan yang kami
lakukan yaitu pada bibit kemiri dan jabon merah, kegiatan penyungkupan yang
pertama dilakukan adalah membuat tiang-tiang yang dibengkokan dengan jarak
antar tiang sekitar 1 meter, kemudian setelah satu bedeng telah terpasang
tiang-tiang dilakukan penyiraman pada bibit yang akan disungkup hingga
benar-benar jenuh air selanjutnya menyungkup bibit dengan plastik bening dari
ujung sampai ujung sampai tertutup semua.
Tujuan dari penyungkupan adalah
untuk mengurangi penguapan serta menjaga kelembaban pada bibit cabutan alam
agar lebih mudah beradaptasi.
3.1.6 Audit tanaman
Kegiatan audit
tanaman yang kami dilakukan pada persemaian CV. Rayani mandiri yaitu dengan
menghitung banyak semua jumlah bibit yang ada di persemaian tersebut.
Fungsi dari audit tanaman yaitu
umtuk melakukan verifikasi bibit yang hidup dan yang mati agar untuk mengetahui
tingkat keberhasilan hidup bibit, serta dengan dilakukannya audit tanaman dapat
diketahui jumlah bibit yang telah di tentukan.
4.3.7 Pengangkutan bibit
Kegiatan pengangkutan bibit yang
kami dilakukan di CV. Rayani Mandiri sebanyak dua kali dengan menggunakan truk
ke tempat penanaman, jenis bibit yang diangkut yaitu kemiri, jambu mente, jati
super, jabon.
3.2 Kegiatan
Dilapangan Sesuai Judul Yang Dipilih
Kegiatan dalam melakukan
teknik pembibitan jati Putih (Gmelina Arborea Roxb) di
persemaian CV.Rayani Mandiri antara lain:
3.2.1 Pengadaan Benih
Pengadaan benih
merupakan proses pembuatan benih untuk di tunaskan. pengadaan benih juga
bertujuan untuk menekan biaya produksi dan kualitas benih. Benih yang baik
menentukan tanaman yang produktif dan benih yang baik juga harus berasal dari
tanaman indukan yang baik pula. Calon benih hendaknya dari tanaman yang bagus
sehat,produktif, dengan tujuan benih yang kita adakan akan seperti induknya
yang di benihkan.
Tujuan pengadaan
benih sangatlah baik untuk menjaga kualitas produk, dimana produk yang berasal
dari benih indukan yang baik akan menghasilkan calon tanaman yang baik pula,
sehingga petani mengerti benih yang di tanam seperti apa.
Pengadaan
benih jati Putih (Gmelina Arborea Roxb)
yang di lakukan pada persemaian CV. Rayani Mandiri yaitu berasal jawa dan benih
yang di adakan merupakan benih yang bersertifikat. Perlakuan pada benih Jati
Putih (Gmelina Arberoa Roxb) dengan
cara direndam air dingin selama 1 hari agar merangsang perkecambahan benih.
3.2.2 Pembuatan Bedeng Tabur
Bedeng tabur dibuat dengan maksud untuk mengecambahkan benih yang akan
dijadikan bibit. Bedeng tabur atau biasa juga
disebut bak kecambah adalah tempat yang dibuat untuk proses perkecambahan benih
hingga siap dipindahkan di polybag.pembuatan bedeng tabur dibuat di atas tanah
seperti bedeng dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan bagian pinggirnya
diperkuat dengan batu batako.
Bedeng tabur yang digunakan di CV. Rayani Mandiri
memiliki ukuran 2 x 1 meter dan memiliki kedalaman 30 cm yang disampingnya
digunakan batako sebagai penghalang.
3.2.3 Media Tanaman
Pada dasarnya tanah atau medium tumbuh yang lain untuk medium sapihan
dipilih yang baik, bebas batu, kerikil dan benda – benda lain, sehingga tidak
mengganggu pertumbuhan benih yang dikecambahkan maupun pertumbuhan semai hasil
sapihan. Benda-benda keras yang dimaksud antara lain kerikil, atau batu.
kemungkinan adanya jamur. Dalam usaha untuk memacu pertumbuhan semai hasil
sapihan. Media
Tanaman yang digunakan dalam pembibitan Jati
Putih (Gmelina Arborea Roxb)
berupa pasir pada lapisan bawah menggunakan media tanah sedangkan lapisan atas
menggunakan sekam kayu.
3.2.5 Penaburan Benih
Kegiatan Penaburan
benih yang kami lakiukan ke
dalam bedeng tabur, terlebih dahulu tanah pada bedeng tabur digemburkan agar
mempermudah proses perkecambahan
kemudian dilapisi pasir, dilakukan penyiraman
pada tanah yang telah digemburkan, biji Jati
Putih (Gmelina Arborea Roxb) di taburkan ke dalam bedeng. kemudian ditutup dengan menggunakan sekam kayu secara merata agar biji
Jati Putih (Gmelina
Arborea Roxb) tertutup di dalam tabur secara
merata, selanjutnya
dilakukan penyiraman kembali pada bedeng tabur untuk mempermudah proses perkecambahan pada biji.
3.2.6 Penyiraman
Benih Pada Bedeng Tabur
Proses penyiraman
bedeng tabur sangat diperlukan guna mempermudah perkecambahan pada biji, selain itu penyiraman
dapat meningkatkan kelembapan pada tanah. penyiraman pada bedeng
tabur dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
mulai dari jam 8 pagi dan juga jam 4 sore.
3.2.7 Penyapihan
Penyapihan
pada bibit jati Putih (Gmelina Arborea Roxb) dilakukan stelah bibit berumur 2-3 minggu dan
telah memiliki sekitar 4 helai daun serta tinggi bibit 10 cm. setelah itu dilakukan pelubangan pada polybag agar lebih
memudahkan menancapkan akar bibit sebelum pembuatan lubang pada polybag
dipastikan media telah dilakukan penyiraman agar lebih mudah saat pelubangan
dan juga agar bibit tidak kekurangan air pada saat beradaptasi di polybag.
3.2.8 Penyiraman
bibit pada bedeng sapih
Penyiraman
pada bibit sangat penting karena bibit sangat membutuhkan air, penyiraman
dilakukan pada jam 8 pagi dan 4 sore. Pada CV. Rayani Mandiri penyiraman
dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan selang panjang agar memudahkan
menjangkau bibit yang jauh.
IV. KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktik magang
diperoleh kesimpulan Pelaksanaan
teknik pembibitan tanaman Jati Putih (Gmelina Arborea Roxb)
di persemaian CV. Rayani Mandiri memiliki kegiatan Pengadaan
benih, pembuatan bedeng tabur, media tanaman, penaburan benih,
penyiraman benih di bedeng tabur,
penyapihan, penyiraman pada
bedeng sapih.
4.2 Saran
Diharapkan pada
persemaian CV. Rayani
Mandiri agar memasang paranet untuk
keseluruhan agar bibit lebih terjaga tidak terkena sinar matahari langsung
karena dapat membuat tanaman mati ataupun mengering. Dan juga agar membuat
pagar yang lebih kuat karena banyak ternak masyarakat masuk kedalam persemaian
sehingga banyak bibit yang dimakan ternak. Lebih intensif pula dalam mengontrol
bibit-bibit yang mati agar dapat segera dilakukan penyulaman.
DAFTAR PUSTAKA
Danu, Rohadi D, Nurhasybi. 2006. Teknologi dan Standarisasi Benih dan Bibit
dalam Menunjang Keberhasilan Gerhan. Prosiding Seminar Hasil-hasil
Penelitian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor
(ID). Hal.63-76.
Irwansyah,
A., Setiadi, Y., Wasis, B., & Mardatin, N. F. (2016). The Growth Response
of Gmelina arborea Roxb. by Growth Stimulant at Nursery Permanen Dramaga IPB
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT Gmelina arborea ROXB TERHADAP PENAMBAHAN Growth
Stimulant DI PERSEMAIAN PERMANEN IPB. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(2).
Pramono,
Suhaendi H. 2006. Manfaat Sertifikasi Sumber Benih, Mutu Benih dan Mutu Bibit
dalam Mendukung Gerhan. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian, Jambi 22
Desember 2005.Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Bogor (ID). Hal.49-61.
Schmidf, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman di
Persemaian Derektorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen
Kehutanan. Buku. Gramedia : Jakarta
Comments
Post a Comment