I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tumbuhan memerlukan yang namanya
proses transloksi atau proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan melalui
jaringan floem. Proses pengangkutan bahan-bahan organik seperti asid
amino dan gula di dalam floem dari daun ke bahagian-bahagian lain tumbuhan
seperti akar dan batang atau perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di
seluruh bagian tumbuhan.
Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel
yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat
dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem.
Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam
waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.
Pada praktikum
ini kita akan mempelajari bagaimana terjadinya proses translokasi pada semai trambesi (Samanea saman) yang kita amati dengan
berbeda perlakuan. Seperti pengaruh kerusakan kulit semai trambesi (Samanea saman) terhadap translokasi
tumbuhan. Adapun keadaan tanah pada semai trambesi (Samanea saman) yaitu lembab meskipun terdapat perbedaan perlakuan.
Dikarenakan pada saat proses pengamatan selama 7 hari hujan turun cukup lama
yang mengakibatkan tanah pada perlakuan yang berbeda menjadi basah.
Praktikum
ini dilakukan karena untuk mengetahui proses translokasi yang terjadi pada
semai trambesi (Samanea saman)
sebagai salah satu prose translokasi. Untuk memperjelas apa yang terjadi pada semai trambesi
(Samanea saman) kita mempelajarinya
lebih lanjut dalam praktikum transpiasi.
1.2 Tujuan dan Kegunan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh kerusakan kulit semai terhadap translokasi tumbuhan.
Adapun kegunaan dalam praktikum ini yaitu praktikan dapat memahami
pengaruh kerusakan kulit semai terhadap translokasi tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Silvika
Ilmu silvika menurut “The Society of
Amarican Foresters” adalah ilmu yang mempelajari sejarah hidup dan karakter
jenis-jenis pohon hutan dan tegakan, dan kaitannya dengan faktor-faktor
lingkungan (Manan,1976).
Sedangkan autekologi membahas
pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup dan perilaku
sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya mendapat
penekanan. Dalam terminologi kehutanan, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Soerianegara & Indrawan (1998) bahwa autekologi mempelajari suatu faktor
lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon.
Jadi, penyelidikan autekologi mirip fisiologi tumbuh-tumbuhan, sehingga
aspek-aspek tertentu dari autekologi, seperti penelitian tentang pertumbuhan
pohon sering disebut fisioekologi (Odum 1998).
Ilmu silvika, hubungan antara
jenis-jenis pohon dengan lingkungannya merupakan hubungan yang saling
mempengaruhi. Untuk keperluan pertumbuhannya, setiap jenis pohon membutuhkan faktor-faktor
lingkungan tertentu, seperti iklim (curah hujan, suhu, angin, dan lainnya), dan
tempat tumbuh (air, unsur hara, kondisi, dan lainnya). Sebaliknya, setiap jenis
pohon yang tumbuh juga dapat mempengaruhi lingkungan, seperti pengendalian
erosi tanah dan air, mempengaruhi iklim mikro, sebagai habitat satwa, sumber
mata air, tempat rekreai, dan lain-lain (Soekotjo (1977).
2.2 Translokasi
Pada Tumbuhan
Translokasi adalah senyawa karbon
hasil fotosintesis di daun di distribusikan ke seluruh bagian tanaman melalui
jaringan pembuluh khusus yang disebut floem. Proses ini disebut translokasi
fotosintat. Jika pergerakan air dan hara via pembuluh xilem dipicu oleh tekanan
negatif (tegangan) sepanjang lintasan, translokasi via floem dipicu oleh
tekanan hidrostatik positif. Senyawa organik seperti gula, asam amino, beberapa
hormon, ditransport dalam floem melalui tabung tapis. Senyawa utama yang
ditranslokasikan dalam floem adalah sukrosa (Benyamin, 2010).
Fungsi floem adalah sebagai jaringan
translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat. Crafts dan Lorenz
(1994) mendapatkan persentase nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%.
Sebenarnya gula yang menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam
cairan floem. Diantara gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula
lain seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada
pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol (Fried,
2006).
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Penelitian
mata kuliah Silvika pada Translokasi tanaman dilaksanakan pada hari Kamis, 13
mei 2017 dan pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai, Bertempat di Persemaian
Permanen BPDAS Palu-Poso, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu cutter, kertas label dan alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu semai dan alkohol.
3.3 Langkah
Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum tentang
translokasi pada tumbuhan yaitu :
a. Pertama kita tentukan semai yang
menjadi bahan praktek berjumlah 6 semai
sejenis.
b. Kemudian kita bagi menjadi 3 kelompok
yaitu semai sebagai control, setengah
perlakuan, dan perlakuan penuh.
c. Setelah itu kita lakukan pengupasan
setengah lingkaran kulit batang semai dengan
panjang hingga 1 cm pada semai yang berlebel setengah perlakuan.
d. Selanjutnya kita lakukan pengupasan 1
lingkaran pada kulit batang semai dengan
panjang hingga 1 cm pada semai yang berlebel perlakuan penuh.
e. Kita pastikan tidak ada sisa kambium
pada bagian semai yang telah dikupas
kulitnya.
f. Tahap terakhir yaitu lakukan
penyiraman semai setiap pagi dan sore serta ambil
data setiap sore hari sebelum disiram hingga batas waktu yang telah ditentukan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun
hasil dari praktikum tentang klasifikasi pengamatan transspirasi yaitu :
No
|
Jenis Semai
|
Jumlah pengamatan
|
||||||
D1
|
D2
|
D3
|
D4
|
D5
|
D6
|
D7
|
||
1
|
Semai C1
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
Semai C2
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
|
2
|
Semai SP1
|
SH
|
SH
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
Semai SP2
|
SH
|
SH
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
|
3
|
Semai PP1
|
SH
|
SH
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
Semai PP2
|
SH
|
SH
|
T
|
SH
|
SH
|
SH
|
SH
|
Tabel 2. Hasil pengamatan translokasi
Keterangan :
SH = Sehat
T = Terganggu
SK = Sakit
4.2 Pembahasan
Adapun pembahasan dalam praktikum
tentang pengamatan transpirasi yaitu pada semai trambesi (Samanea saman) C1 dan C1 dari hari pertama hingga hari ketujuh
tetap sehat.
Pada SP1 pada hari ketiga daun tua
mulai berwarna kuning hingga hari ke enem. Dan pada hari ketujuh daun tua yang
berwarna kuning tersebut jatuh. Sedangkan SP2 pada hari ke tiga terdapat
gangguan berupa daun muda layu dan semakin layu pada hari ketujuh.
Pada
PP1 terdapat gangguan pada hari ketiga terganggu dikarenakan daun muda
berwarrna coklat pada tulang daun dan berlangsung hingga hari ketujuh. Sedangkan
PP2 pada hari ketiga mulai terganggu dikarenakan terdapat kutu putih pada
bagian bawah daun dan batang pucuk daun. Akan tetapi pada hari ke empat hingga
hari ke tujuh kembali sehat dikarenakan saat penyiraman kutu putih pada daun
dan pucuk batang dihilangkan secara tidak sengaja.
Pada praktikum translokasi yang
telah kita lakukan tidak menunjukkan hasil perubahan atau perbedaan pada setiap
semai yang diperlakukan secara berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan faktor
cuaca atau kelembaban udara yang kurang baik karena pada saat praktikum
berlangsung terjadi hujan pada hari ke dua, ke enem dan ketujuh sehingga
mengakibatkan semua semai tanahnya menjadi lembab atau mungkin jangka waktu
praktikum yang terlalu singkat.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1.
Pada
semai trambesi (Samanea saman) C1 dan
C1 dari hari pertama hingga hari ketujuh tetap sehat.
2.
Pada
SP1 pada hari ketiga daun muda mulai berwarna kuning hingga hari ke enem. Dan
pada hari ketujuh daun tua yang berwarna kuning tersebut jatuh. Sedangkan SP2
pada hari ke tiga terdapat gangguan berupa daun muda layu dan semakin layu pada
hari ketujuh.
3.
Pada
PP1 terdapat gangguan pada hari ketiga terganggu dikarenakan daun muda
berwarrna coklat pada tulang daun dan berlangsung hingga hari ketujuh.
4.
Pada
PP2 pada hari ketiga mulai terganggu dikarenakan terdapat kutu putih pada
bagian bawah daun. Akan tetapi pada hari ke empat hingga hari ke tujuh kembali
sehat dikarenakan saat penyiraman kutu putih pada daun dan pucuk batang
dihilangkan secara tidak sengaja
5.2
Saran
Adapun saran untuk praktikum ini
yaitu untuk kakak asisten agar lebih semangat dalam membimbing praktikan agar
praktikum berjalan dengan baik. Dan untuk praktikum selanjutnya semoga kakak
asisten mendapat praktikan yang lebih baik lagi dari kami.
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin.
2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
PT Raja Grafindo
Persada.
Fried,
2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Manan,
S. 1976. Silvikultur. Diktat Kuliah.
Lembaga Kerjasama Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Odum,
E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga (Terjemahan). Gadjah Mada University Press.
Soekotjo.
1977. Silvika. Diktat. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Comments
Post a Comment