I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tumbuhan akan melakukan proses
transpirasi, yaitu pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini
merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait
dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya
transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas
dari akar, batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses
penyerapan dan transportasi air tanah di dalam tubuh tumbuhan.
Proses transpirasi pada tumbuhan
sangat sulit untuk diketahui, dikarenakan kita belum mengetahui bagaimana cara
untuk mengamatinya. Dan salah satu cara untuk mengetahui proses laju transpirasi
agar lebih mudah yaitu sebaiknya kita menggunakan semai karena mudah untuk
diamati dan ketika dibungkus plastic tidak terlalu sulit.
Pada praktikum ini kita akan
mempelajari proses transpirasi pada semai trambesi (Samanea saman) yang cara perlakuannya berbeda-beda. Pada semai
mangga kita beri perlakuan setengah perlakuan pagi yaitu kita siram pagi hari,
setengah perlakuan sore yaitu kita siram sore hari dan perlakuan penuh yaitu
tidak kita siram selama pengamatan berlangsung. Dengan hal ini kita dapat
mengetahui dan membedakan seberapa besar proses transpirasi yang terjadi pada semai
trambesi (Samanea saman) dengan
perlakuan berbeda selama praktikum yang di lakukan .
1.2 Tujuan
dan Kegunaan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk
mengetahui seberapa besar proses transpirasi yang terjadi pada tumbuhan dengan
berbeda perlakuan.
Adapun kegunaan dalam praktikum ini yaitu praktikan dapat memahami seberapa
seberapa besar proses transpirasi yang terjadi pada tumbuhan dengan berbeda
perlakuan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Silvika
Silvka adalah ilmu pengetahuan tentang
sifat hutan bagaimana mereka tumbuh, bereproduksi dan bereaksi terhadap
lingkungan barang dan jasa secara lestari (Daniel, 1978).
Pengertian silvika adalah ilmu yang
mempelajari sejarah hidup dan ciri-ciri umum pohon beserta tegakan hutan dalam
kaitannya dengan faktor-faktor lingkungannya. Jadi silvika merupakan dasar bagi
penerapan ilmu silvikultur (Arif, 2001).
Ilmu silvika
secara garis besar mempelajari :
a.
Proses
hidup tumbuhan, terutama pohon yang membutuhkan
pengetahuan tentang proses-proses kimia yang berhubungan dengan
aktivitas biologis yang terjadi.
b.
Persyaratan
tumbuh suatu tumbah-tumbuhan, khususnya pohon yang berhubungn dengan berbagai
faktor yaitu air, tanah, atmosfir, cahaya, biotik serta faktor-faktor kompleks
yang berguna untuk optimalisasi pertumbuhannya.
c.
Tentang
adaptasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi lingkungan tertentu.
Ilmu silvika merupakan hubungan antara
jenis-jenis pohon dengan lingkungannya merupakan hubungan yang saling
mempengaruhi. Untuk keperluan pertumbuhannya, setiap jenis pohon membutuhkan
faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti iklim (curah hujan, suhu, angin, dan
lainnya), dan tempat tumbuh (air, unsur hara, kondisi, dan lainnya).
Sebaliknya, setiap jenis pohon yang tumbuh juga dapat mempengaruhi lingkungan,
seperti pengendalian erosi tanah dan air, mempengaruhi iklim mikro, sebagai
habitat satwa, sumber mata air, tempat rekreai, dan lain-lain Soekotjo (1977).
2.2 Transpirasi
Kegiatan transpirasi dipengaruhi
oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung sebagai
faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis
lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan
trasnpirasi pada tumbuhan ( Gardner, dkk., 1991 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
transpirasi antara lain :
a.
Faktor-faktor
internal yang mempengaruhi mekanisme membuka dan menutupnya stomata.
b.
Kelembaban
udara sekitar.
c.
Suhu
udara.
d.
Suhu
daun tanaman.
( Lakitan, 2007
).
Kegiatan transpirasi secara langsung
oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini
transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh
menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu
sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu
kelembapan relatif dengan gerakan udara (Ashari, 1995)
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Adapun
praktikum tentang pengamatan transpirasi di laksanakan pada hari Selasa, 16 Mei
2017 Pukul 09.00 WITA sampai dengan
selesai. Bertempat di Persemaian Permanen BPDASHL Palu-Poso Universitas
Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu cutter, kertas label, plastik gula, tali pengikat dan alat
tulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu semai.
3.3 Langkah
Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum pengamatan
transpirasi yaitu :
a. Pertama
kita menentukan semai yang menjadi bahan praktek yaitu berjumlah 6 semai
sejenis.
b. Kemudian semai kita bagi menjadi 3
kelompok yaitu semai sebagai control, setengah perlakuan dan perlakuan penuh.
c. Setelah itu kita bersihkan plastic
semai kemudian kita beri label lapangan
SPP 1, SPP 2, SPS 1, SPS 2, PP 1 dan PP 2.
d. Bungkus seluruh bagian daun menggunakan
plastic gula ukuran 1 kg, kemudian kita ikat plastic tersebut.
e. Tahap terakhir yaitu ambil data setiap
sore hari hingga batas waktu yang ditentukan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun
hasil dari praktikum tentang klasifikasi pengamatan transpirasi yaitu :
No
|
Jenis Semai
|
Jumlah Pengamatan
|
||||||
D1
|
D2
|
D3
|
D4
|
D5
|
D6
|
D7
|
||
1
|
Semai SPP1
|
N
|
N
|
N
|
N
|
N
|
U-N
|
U-N
|
Semai SPP2
|
N
|
N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
|
2
|
Semai
SPS1
|
N
|
N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
Semai
SPS2
|
N
|
N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
|
3
|
Semai
PP 1
|
N
|
N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
Semai
PP 2
|
N
|
N
|
N
|
N
|
U-N
|
U-N
|
U-N
|
Tabel 1. Hasil pengamatan transpirasi
Keterangan
:
N = Normal
U-N
= Up-Normal
N-N
= Non-Normal
4.2
Pembahasan
Adapun
pembahasan dalam praktikum tentang pengamatan transpirasi yaitu pada semai trambesi
(Samanea saman) SPP1 dan SPP2, SPS1
dan SPS2, PP1 dan PP2 proses transpirasi berlangsung secara normal akan tetapi
pada hari ke enam dan ke tujuh SPP1 mulai terdapat gangguan seperti daun muda
berwarna kecoklatan. Sedangkan pada hari
ketiga SPP2 mulai terdapat gangguan seperti daun muda layu dan berlangsung
hingga hari ketujuh.
Pada
SPS1 mulai terdapat ganggauan pada hari ketiga hingga hari ketujuh dimana
gangguannya berupa daun muda berubah warna menjadi kecoklatan. Untuk SPS2
terdapat gangguan pada hari ke tiga dimana gangguannya berupa daun muda semakin
layu dan berlangsung hingga hari ketujuh.
Pada PP1 mulai terdapat gangguan pada hari ke tiga
yaitu daun muda mulai layu dan pada hari ke empat daun tua hingga muda mulai
mengkerut dan berlangsung hingga hari ketujuh. Sedangka PP2 mulai terdapat
gangguan pada hari ke lima yaitu daun berwarnaa kecoklatan sedangkan pada hari
ke enam dan ketujuh terdapat gangguan
berupa proses transpirasi tidak berlangsug secara normal. Dikarenakan pada
siang hari sebelum pengamatan turun hujan sehingga mengakibatkan proses
transpirasi sulit untuk diamati.
Pada praktikum transpirasi yang
telah kita lakukan tidak menunjukkan hasil perubahan atau perbedaan pada setiap
semai yang diperlakukan secara berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan jangka
waktu praktikum yang terlalu singkat atau juga cuaca serta kelembaban udara
yang kurang baik seperti turunnya hujan selama praktikum berlangsung.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
a.
pada
semai trambesi (Samanea saman) SPP1
dan SPP2, SPS1 dan SPS2, PP1 dan PP2 proses transpirasi berlangsung secara
normal akan tetapi pada hari ke enam dan ke tujuh SPP1 mulai terdapat gangguan
seperti daun muda berwarna kecoklatan.
b.
Pada
SPS1 mulai terdapat ganggauan pada hari ketiga hingga hari ketujuh dimana
gangguannya berupa daun muda berubah warna menjadi kecoklatan. Untuk SPS2
terdapat gangguan pada hari ke tiga dimana gangguannya berupa daun muda semakin
layu dan berlangsung hingga hari ketujuh.
c.
Pada
PP1 mulai terdapat gangguan pada hari ke tiga yaitu daun muda mulai layu dan
pada hari ke empat daun tua hingga muda mulai mengkerut dan berlangsung hingga
hari ketujuh.
d.
Pada
PP2 mulai terdapat gangguan pada hari ke lima yaitu daun berwarnaa kecoklatan
sedangkan pada hari ke enam dan ketujuh
terdapat gangguan berupa proses transpirasi tidak berlangsug secara normal.
Dikarenakan pada siang hari sebelum pengamatan turun hujan sehingga
mengakibatkan proses transpirasi sulit untuk diamati.
5.2 Saran
Adapun
saran untuk praktikum ini yaitu untuk kakak asisten agar lebih memperhatikan
setiap kelompok prktikan agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
Dan untuk paktikum selanjutnya semoga kakak asisten lebih mempertegas volume
suara agar dapat didengar dan diperhatikan oleh para praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif.
2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius.
Jakarta.
Ashari, S. 1995.
Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.
Daniel. 1978. Prinsip-Prinsip Silvika (Terjemahan).
Gadjah MadaUniversitas Press.
Yogyakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan
R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamaman Budidaya.
UI-Press. Jakarta.
Soekotjo. 1977. Silvika. Diktat. Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Comments
Post a Comment