Penyebaran Covid-19 sudah menyebar dihampir seluruh pelosok tanah air. Sampai Sabtu (28/03/20) data kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1155 orang, meninggal 105 dan sembuh 59 dengan ratio persentase kematian 9,0%.
Akibat wabah pandemi tersebut, Kantor hingga Kampus pun diliburkan, alhasil Mahasiswa dituntut untuk melakukan proses pembelajaran daring atau online.
Banyak Kampus saat ini telah melakukan hal tersebut dan banyak Mahasiswa yang memutuskan pulang ke kampung halaman karena waktu libur atau pembelajaan daring cukup panjang yakni 14 hari bahkan akan ada pertambaham karena covid-19 yang semakin mengganas.
Lantas salahkah Mahasiswa Pulang ke Kampung halamannya?
Dalam waktu 14 hari tanpa perkuliahan tatap muka berarti hanya membuat mahasiswa hanya bertahan berkurung di dalam kos mereka masing-masing.
Apakah mahasiswa tetap disuruh bertahan pada kondisi ini dan hanya menghabiskan uang Orang Tua karena bahan makanan yang kian mahal, coba anda banyangkan kondisi kami.
Tapi diluar sana banyak yang risih dan risau melihat kepulangan mahasiswa ke kampung halaman mereka.
Mereka tidak tau bagaimna sulitnya kami anak rantau yg masih berada di Kota. Mereka terlalu banyak beretorika membawa konsep yang membuat kami anak rantau khususnya mahasiswa merasa terintimidasi.
Kita semua memang harus waspada tapi semua itu kita kembalikan pada diri kita sendiri bagaimna kita bisa sama sama saling memberikan semangat bukan sekedar berSuara suar yang membuat kami semakin down.
Tolong hargai perasaan kami anak rantau dengan TIDAK membagikan kalimat atau kata-kata yang seolah-olah memojokkan perantau, jangan membuat mental kami semakin jatuh, kami pun sadar bahayanya Covid-19 ini, kami tak mungkin menularkannya ke sanak keluarga dan masyarakat setempat, kami juga masih taat peraturan.
"Mari Kita Semua saling Menguatkan bukan Malah saling Menjatuhkan"
Kami siap bertahan ditanah rantau, tapi apakah ada yang bisa menjamin bahan pangan kami tetap tercukupi, pasar sudah mulai dibatasi harga bahan pokok semakin mahal tentunya ini hanya akan menjadi beban Orang Tua kami.
Izinkan kami pulang, kami taat aturan, kami siap isolasi diri secara mandiri.
Ttd : Anak Rantau
Penulis : Indra Setiawan
Akibat wabah pandemi tersebut, Kantor hingga Kampus pun diliburkan, alhasil Mahasiswa dituntut untuk melakukan proses pembelajaran daring atau online.
Banyak Kampus saat ini telah melakukan hal tersebut dan banyak Mahasiswa yang memutuskan pulang ke kampung halaman karena waktu libur atau pembelajaan daring cukup panjang yakni 14 hari bahkan akan ada pertambaham karena covid-19 yang semakin mengganas.
Lantas salahkah Mahasiswa Pulang ke Kampung halamannya?
Dalam waktu 14 hari tanpa perkuliahan tatap muka berarti hanya membuat mahasiswa hanya bertahan berkurung di dalam kos mereka masing-masing.
Apakah mahasiswa tetap disuruh bertahan pada kondisi ini dan hanya menghabiskan uang Orang Tua karena bahan makanan yang kian mahal, coba anda banyangkan kondisi kami.
Tapi diluar sana banyak yang risih dan risau melihat kepulangan mahasiswa ke kampung halaman mereka.
Mereka tidak tau bagaimna sulitnya kami anak rantau yg masih berada di Kota. Mereka terlalu banyak beretorika membawa konsep yang membuat kami anak rantau khususnya mahasiswa merasa terintimidasi.
Kita semua memang harus waspada tapi semua itu kita kembalikan pada diri kita sendiri bagaimna kita bisa sama sama saling memberikan semangat bukan sekedar berSuara suar yang membuat kami semakin down.
Tolong hargai perasaan kami anak rantau dengan TIDAK membagikan kalimat atau kata-kata yang seolah-olah memojokkan perantau, jangan membuat mental kami semakin jatuh, kami pun sadar bahayanya Covid-19 ini, kami tak mungkin menularkannya ke sanak keluarga dan masyarakat setempat, kami juga masih taat peraturan.
"Mari Kita Semua saling Menguatkan bukan Malah saling Menjatuhkan"
Kami siap bertahan ditanah rantau, tapi apakah ada yang bisa menjamin bahan pangan kami tetap tercukupi, pasar sudah mulai dibatasi harga bahan pokok semakin mahal tentunya ini hanya akan menjadi beban Orang Tua kami.
Izinkan kami pulang, kami taat aturan, kami siap isolasi diri secara mandiri.
Ttd : Anak Rantau
Penulis : Indra Setiawan
Comments
Post a Comment