Ketahui Gejala Datangnya Petir dan Cara Menghindarinya Ketika Sedang Mendaki

Portal rimbawan - Mendaki di saat musim hujan memang memiliki resiko lebih besar dibandingkan dengan cuaca normal. Selain dapat memicu hipotermia karena kedinginan sambaran petir juga tak kalah membahayakannya bagi seorang Pendaki.

Saat pendakian penting untuk membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup seputar ilmu bertahan di alam, termasuk dalam kondisi ekstrem seperti hujan petir.

Baca juga : Pendaki adalah Pemuja Mie Instan

Pengetahuan tentang sifat petir harus dikuasai oleh para pendaki. Berikut sifat-sifat "Petir" yang harus pendaki ketahui :

1. Menyalurkan arus negatif (Sambaran dari Bumi ke Awan, biasanya dari instalasi listrik PLN) atau arus positif (sambaran Petir dari awan ke Bumi) ke permukaan Bumi yang merupakan "Kapasitor" Raksasa melalui saluran udara pekat berupa air dan atau logam penghantar tertinggi.

2. Menghubungkan dua kutub yang kuat antara awan di udara yang karena kecepatan pergerakan ion negatif positif itu, udara pekat terbelah dan menghasilkan suara ledakan petir keras. pergerakan ion ini mengandung jutaan voltase seketika yang mematikan.

Baca juga : Hipotermia momok Bagi Para Pendaki 

3. Sambaran petir memiliki pola yang mengumpul di kawasan tertentu secara acak. Biasanya, lokasi yang pernah kena sambaran akan menjadi (langganan) sambaran petir. 

4. Petir yang menyambar ke tanah, jika tidak menemukan potensial yang sama, akan keluar lagi mencarinya. Yang dicari apa saja yang bersifat sebagai konduktor. Benda atau makhluk hidup seperti manusia. Jadi jika ada sambaran petir ditanah berjarak 500 an meter dari posisi kita berdiri, arus petir akan merambat di permukaan tanah, dia akan melewati kaki kita. jika kaki terbuka maka ada perbedaan potensial dari kaki kiri dgn kaki kanan, antar kaki akan terbakar karena beda potensial dan fatal bagi kita.

Baca juga : Gunung itu Romantis

Setelah kita ketahui sifat-sifat dari "Petir" Pendaki juga harus tau menyiapkan mitigasi pengamanan diri ketika saat melakukan Pendakian. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan kalau menghadapi situasi semacam itu antara lain :

1. Waspada dengan gejalanya. Badai petir biasanya terjadi di sore hari. Walaupun sebenarnya tidak menutup kemungkinan terjadi di pagi atau siang hari. Tetapi sore merupakan waktu paling rawan, jadi pendaki harus pandai membaca situasi di alam agar dapat meningkatkan kewaspadaan. 
2. Hindari berada di padang rumput yang luas, puncak, atau punggungan gunung yang terbuka. Sambaran bisa terjadi di mana saja jika ada elemen logam di sekitar kita berpijak. posisi duduk lebih beresiko kecil dibanding kita berdiri atau berjalan. Anda juga dapat merapatkan kedua kaki saat ada gejala petir menyambar. Perbedaan jarak antar dua kaki membuat potensial berbeda sehingga menjadi penghantar arus.

3. Hindari berlindung di bawah pohon yang tinggi, karena saat petir menyambar pohon, aliran listrik akan merambat ke tanah dan berbahaya bagi pendaki. Jika terpaksa, pendaki bisa berlindung pada pohon yang berdiri lebih rendah.

4. Ketahui jarak petir. Untuk menciptakan perimeter atau posisi aman, Kamu mesti mengetahui jarak petir
Begini rumusnya:
Hitunglah berapa jumlah detik diantara munculnya cahaya kilat dan bunyi guruh kemudian bagilah dengan angka 5. Hasil pembagian akan memberi Kamu jarak kasar dalam mil (1 mil=1,609 km). Jika jaraknya 6 mil ( 9,654 km) atau kurang, berarti ada berada dalam zona sambaran petir.

Baca juga : Hal yang Harus di Lakukan Ketika Tersesat di Gunung

Rumus 30 detik/30 menit berikut juga dapat membantu. Jika suara guntur terdengar kurang dari 30 detik setelah timbulnya cahaya kilat, Kamu harus segera menemukan tempat berlindung. Tinggalah di pos atau shelter selama 30 menit setelah kamu mendengar gemuruh guntur yang terakhir.

5. Tinggalkan aksesoris yang berisi benda logam. Sebaiknya memang segera lepas dan tinggalkan untuk sementara ikat pinggang logam, perhiasan logam atau benda-benda logam dengan jarak setidaknya 100 kaki dari posisi Kamu. Buat pendaki cewek, pemakaian bra yang memiliki kait logam juga memiliki potensi bahaya. Perlu diingat bahwa ritsleting pakaian juga sangat potensial disambar petir.

6. Sebisa mungkin jangan bersentuhan langsung dengan tanah, karena tanah bisa menjadi penghantar aliran listrik dari petir. Oleh karenanya, alasilah tubuhmu dengan benda-benda anti konduktor. Semisal matras, carrier atau sleeping bag.

Baca juga : Istilah-istilah dalam Dunia Pendakian,  Kamu Wajib Tahu

7. Matikan semua alat elektronik yg menggunakan sinyal seperti HP, HT, Radio FM karena sinyalnya mengundang arus Petir Negatif dari udara.

8. Berhenti dan cari perlindungan yang rendah meskipun berada di atas lereng gunung dan terbuka, karena jika ada sambaran petir ke bumi, petir akan mencari titik tertinggi. 

Comments

Follow Portal Rimbawan

"SELAMATKAN HUTAN UNTUK PERADABAN"

"SELAMATKAN HUTAN UNTUK PERADABAN"

Sering Dikunjungi

Makalah Evaluasi Kurikulum

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

Open Volunteer (Kontibutor)

Open Volunteer (Kontibutor)
Gabung Bersama Kami dalam Mengkampanyekan Alam..!!