Kenali Allah, Maka Kamu Akan Mengenal Arti Dari Kehidupan - Portal Rimbawan


Portal Rimbawan - Mengenal Allah atau Makrifatullah akan sangat menentukan kesalehan dan perbuatan manusia di dunia maupun di akhirat kelak. Kesalehan dan perbuatan berbanding lurus dengan tingkat pengenalannya kepada allah. Semakin mengenal allah, maka semakin saleh dan taat lah kita dengan sang pencipta. Sebaliknya pula, semakin buruk amal seseorang, itu menunjukkan bahwa ia tak mengenal Tuhannya dengan baik.

Makrifatullah sendiri berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Makrifat dan Allah. Makrifat sendiri memiliki arti mengetahui atau mengenal. Mengenalnya Allah yang di ajarkan kepada Manusia adalah mengenal melalui hasil ciptaannya bukan melalui zat Allah. Karena akal kita memiliki keterbatasan untuk memahami seluruh ilmu yang ada di dunia ini, apalagi zat Allah. Makrifatullah merupakan ilmu tertinggi yang harus di pahami oleh manusia. Hakikat ilmu sebenarnya adalah memberikan keyakinan kepada orang yang mendalaminya. Dengan memahami makrifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan, kebodohan, kepada cahaya yang terang yaitu keimanan. 

Apabila pengaruh positif dari mengenalnya Allah diketahui, tentu manusia akan berlomba-lomba untuk mengenalnya lebih jauh. Karena itu, orang yang beriman selalu berusaha mengenali tuhannya secara baik. Namun perlu diketahui, Allah itu bersifat gaib dan tidak terjangkau oleh panca Indra kita, sehingga upaya mengenalnya lebih jauh dari itu tentunya tak bisa dilakukan dengan baik, jika hanya mengandalkan pengamatan indrawi.

Dikutip dalam Buku Syeikh Ahmad Arifin berpendapat bahwa setiap yang ada pasti dapat di kenal, dan hanya yang tidak ada yang tidak bisa di kenal. Karena Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat di kenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah mengenal kepada yang di sembahnya. Agar kita dapat mengenal Allah, maka kita harus mempunyai pembimbing rohani atau mursyid. Seandainya seseorang mempelajari jenis ilmu dan berguru pada banyak ulama, maka dia tidak sampai ketingkat para sufi kecuali dengan melakukan latihan-latihan spiritual bersama seorang syeikh yang memiliki akhlak luhur dan dapat memberinya nasehat-nasehat. 

Hal-Hal Yang Menghalangi Makrifatullah
Di Kutip dalam Buku Imam Ibnu Qayyim dalam kitab Al-Fawa’id mengatakan bahwa apabila seorang hamba telah bertekad untuk mengenal Allah, mendekat kepadanya dan mengikuti kehendaknya, ia akan digoda dan dihadang oleh berbagai tipu daya dan penghalang, sehingga di awal perjalanannya, ia akan terlambat dan tertipu oleh berbagai kesenangan, kekuasaan, kelezatan, pakaian, aksesoris, nafsu dan sebagainya. Allah swt sesungguhnya sangat dekat dengan kita sebagai manusia, bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri. Tetapi mengapa masih saja terasa jauh dan sulit mengenalnya? Karena di dalam diri manusia ada dinding yang tebal dan berikut adalah hal-hal yang menghalangi kita mengenal Allah yaitu :

1. Al kibr (Kesombongan), sombong disini adalah sombong yang dapat menghalangi kita dari makrifatullah yaitu ketika kita menolak kebenaran dan meremehkan orang lain
2. Penyakit syahwat (Hati), ini juga dapat menghalangi kita untuk dekat dengan sang pencipta. Penyakit hati tersebut adalah Al-fisq (kefasikeran) lawan dari keadilan. Orang fasiq adalah orang yang ternoda kehormatannya, harga diri, kewibawaan serta kredibilitas moral dan sosialnya akibat kemaksiatan yang ia lakukan.
3. Taklid buta, adalah sikap meniru tanpa berfikir. Sifat ini juga dapat menjauhkan kita dari sang pencipta, karena sebenarnya kegiatan meniru tanpa berpikir atau mengkaji sama halnya berjalan di gang yang gelap tanpa cahaya.
4. Ragu-ragu, tanda atau indikasi dari penyakit ini adalah apabila seseorang tidak menampakkan identitas dan kepribadian yang jelas, apakah agama dan keyakinannya, apakah ia muslim atau non muslim misalnya. Karena tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keyakinan dan keislamannya.
5. Banyak berbuat maksiat, orang yang bermaksiat adalah orang yang tidak melanggar batas-batas hukum allah. Namun bagaimana juga, allah akan membuka pintu ampunnya sebelum matahari terbit dari barat. Sungguh Allah maha pengasih lagi maha pengampun.
6. Yang terakhir adalah Al-jahl (kebodohan). Karena itu, islam selalu nenerangi kebodohan dan menjunjung ilmu dan ulama. Bahkan wahyu yang pertama kali turun adalah perintah untuk melakukan hal-hal yang dapat menghapuskan kebodohan di Muka Bumi ini.

Penyakit-penyakit intelektual bermula dari ketidaktahuan. Karena itu, penyembuhannya adalah dengan cara menghilangkan firusnya, yaitu kebodohan. Kalau penyakit-penyakit hati di berantas dengan jihad memerangi hawa nafsu dan penyakit-penyakit intelektual di perangi dengan ilmu, membaca, belajar dan mengaji. Somoga dengan ini kita dapat memerangi nafsu kita dan tidak bosan untuk belajar dan belajar lagi, membaca dan membaca lagi. Dengan itu, iman kita akan menjadi kuat dan kokoh sehingga kita lebih taat pula kepada Allah sang pencipta kehidupan.

Rujukan :
Ali, Muakhir. 2008. Mengenal Allah, Semarang: PT Tiga Serangkai
Rasyid, Mahmuda. 2016. Pendidikan Agama Islam, Palu: PT Zero Grafika

Comments

Follow Portal Rimbawan

"SELAMATKAN HUTAN UNTUK PERADABAN"

"SELAMATKAN HUTAN UNTUK PERADABAN"

Sering Dikunjungi

Makalah Evaluasi Kurikulum

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

Open Volunteer (Kontibutor)

Open Volunteer (Kontibutor)
Gabung Bersama Kami dalam Mengkampanyekan Alam..!!