Sumber foto : pesona.travel
Portal Rimbawan - Sulawesi Tengah adalah provinsi
terbesar di Pulau Sulawesi, yang meliputi wilayah daratan 68.033 kilometer
persegi, dan wilayah laut 189.480 kilometer persegi. Secara administratif
Sulawesi Tengah terbagi menjadi 13 kabupaten. Letaknya yang strategis membuatnya
menjadi daerah Sulawesi Tengah yang sangat kaya akan peninggalan megalitik.
Keragaman peninggalan warisan budaya
masa lalu di Sulawesi Tengah, khususnya
peninggalan arkeologi yang mempunyai ciri khas merupakan pengetahuan dan kebudayaan atas cipta, karya
dan rasa masyarakat pada masa lampau
yang memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan suatu pedoman atau landasan untuk menentukan arah kebijakan dan
strategi dalam pengambilan dan penentuan langkah di berbagai aspek kehidupan
bangsa.
Berdasarkan data, Propinsi Sulawesi
Tengah mempunyai peninggalan sejarah dan
purbakala yang cukup banyak, unik dan menarik untuk ditelusuri latar
belakang sejarahnya atau diteliti lebih
lanjut dan dikembangkan bagi kepentingan dunia
ilmu pengetahuan, pendidikan dan pariwisata (khususnya pengembangan
objek wisata budaya). Salah satunya
adalah Situs Budaya Gua Tangkaboba atau yang lebih dikenal oleh
masyarakat Suku Pamona dengan nama Latea.
Cagar Budaya Gua Tangkaboba
terletak di Kelurahan Sangele yang bertitik kordinat 120,64854 BT dan 1,75636 LS,
tepatnya dibelakang kantor Sinode GKST. Sarana transportasi menuju Gua
Tangkaboba dapat menggunakan kendaraan roda dua dan dilanjutkan dengan jalan
kaki sejauh ± 300 Meter. Gua Tangkaboba tidak sama dengan Gua-gua lainya yang
identik memiliki lubang untuk akses masuk ke dalam. Gua tersebut hanya
terbentuk oleh adanya kemiringan batu sehingga masyarakat yang sudah meninggal
pada masa lampau di simpan dalam peti kemudian di letakan tepat dibawah
kemiringan batu.
Di Gua Tangkaboba ditemukan berbagai
sebaran arkeologis yang bentuk dan ukurannya hampir tidak jauh beda dengan
jenis sebaran peti jenazah di Gua-gua lainnya. Wadah penguburan berupa peti
jenazah (yumu) dan nampak ditumpukkan dibagian pinggir sisi dinding Gua dan
sebaran fragmen tembikar yang sebagian terdapat didalam peti jenazah dan pada
permukaan tanah.
Sebaran lainnya berupa tengkorak
dari beberapa bagian anatomi tubuh manusia. Terdapat tengkorak kepala yang
masih utuh dengan jumlah 43 tengkorak, beberapa tulang rusuk, tulang belikat
dan tulang femur. Awalnya kerangka tersebut berada didalam peti, tetapi saat
ini tumpukkan kerangka tulang belulang itu ditempatkan diluar peti jenazah
dengan ditempatkan pada tepi dinding tebing yang sebelumnya telah dibuat
seperti rak-rak.
Tulang belulang yang tedapat di dalam Gua Tangkaboba diyakini adalah milik leluhur suku Pamosa. Suku ini merupakan salah satu suku asli dari Sulawesi Tengah yang sampai saat ini masih menjaga banyak adat serta peninggalan sejarahnya. Oleh masyarakat setempat Gua Tangkaboba dikenal dengan Gua Latea. Konon pada zaman dahulu, nenek moyang Suku Pamona mendiamiwilayah perbukitan yang dikenal dengan nama Bukit Wawelembo. Usut punya usut jika ada salah satu anggota keluarga Suku Pamona meninggal dunia, mereka menaruh jenazah tersebut pada Gua Tangkaboba atau Gua Latea ini.
Anda
dapat mengajak keluarga, kerabat dan teman dekat anda untuk berlibur ke
situs budaya Penguburan Ceruk Tangkaboba. Tapi harus diketahui jika
berlibur di situs budaya anda harus tahu attitude. Antara lain: dilarang
merusak, membuang
sampah harus pada tempatnya, jangan corat-coret (vandalisme), mengambil
barang
dan memindahkan barang yang terdapat pada cagar budaya ini. Mengapa
demikian
karena harus anda ketahui ini adalah situs peninggalan sejarah yang
sangat berharga
dan menjadikan dasar dari peradaban disuatu tempat atau wilayah.
Rawat atau musnah? ada dua pilihan mutlak. Ayo tunjukkan karyamu dan dedikasimu dengan karya tulisan agar Cagar Budaya di Indonesia tetap Lestari...!!!
Rawat atau musnah? ada dua pilihan mutlak. Ayo tunjukkan karyamu dan dedikasimu dengan karya tulisan agar Cagar Budaya di Indonesia tetap Lestari...!!!
Comments
Post a Comment