I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehutanan adalah
sebagai sistem kepengurusan yang ada hubungannya dengan masalah hutan, kawasan
hutan, dan hasil hutan yang terselenggara secara terstruktur untuk
keberlangsungan kehidupan di hutan.
Hutan adalah suatu tempat yang mempunyai berbagai macam
jenis tumbuh-tumbuhan yang lebat diantaranya adalah pohon, rumput, semak,
jamur, paku-pakuan, dan lain sebagainya yang menempati daerah yang sangat luas.
Dendrologi adalah ilmu tentang pohon, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang sifat-sifat dan taksonomi pohon, penyebaran, ekologi serta kegunaannya,
terutama pohon yang tumbuh di hutan. Dendrologi merupakan ilmu dasar dalam
bidang kehutanan. Dendrologi sangat membantu untuk melakukan pengenalan
terhadap jenis-jenis pohon. Dendrologi juga berkaitan secara langsung dengan
ilmu-ilmu lainnya, misalnya Ekologi Hutan, Teknologi Hasil Hutan, Konservasi
Sumber Daya Hutan, dan sebagainya.
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom. Namun, dikenal juga istilah daun hijau, katafil, hipsofil,
kotiledon (keping biji), profil dan lain-lain. Daun hijau berfungsi khusus
untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah
memperoleh sinar matahari dan gas CO2. Katafil dalah sisik pada
tunas atau pada batang di bawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau
tempat menyimpan cadangan makanan. Daun pertama pada cabang lateral
disebut prophyll, pada monokotil hanya ada satu helai prophyll,
pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang
mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil
berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan
daun pertama pada tumbuhan (Rosanti, 2011).Daun merupakan organ yang amat beragam, baik
dari segi morfologi maupun anatomi. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai
dan tulang daun utama biasanya mirip dengan dalam batang. Ciri paling penting
pada daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya segera terhenti. Pada beberapa
tumbuhan paku, meristem tersebut tetap aktif selama waktu yang cukup lama. Pada
paku lain, seperti Ophioglossum, dan pada Spermatiphyta, aktivitas
meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk and ukuran daun
ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal (Rosanti, 2011).
Bila ditinjau dari jumlah helaian daunnya, daun dibedakan menjadi daun tunggal
dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu helaian
daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila dalam satu daun didukung
oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut dinamakan sebagai daun
majemuk (Rosanti, 2011).
Daun merupakan salah
satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan
hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok
kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia
(Anonim, 2011).
3
|
Tumbuhan agar dapat dan mempertahankan
kehidupannya harus mempunyai organ-organ atau bagian-bagian tubuhnya, yang satu
sama lain merupakan suatu kelengkapan atau suatu keutuhan yang menjadikannya
dapat tumbuh serta berkembang dan menghasilkan manfaat bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya (Sutedjo, 1989).
Daun adalah organ-organ
khusus yang mempunyai fungsi sebagai tempat fotosintesis, dalam pengertian ini
dapat disebutkan bahwa daun merupakan bagian tanaman yang mempunyai fungsi
sangat penting. Karena fungsi yang lain sangat tergantung pada daun secara
langsung ataupun tidak langsung (Heddy, 1987).
Daun lengkap terdiri
dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki
urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang
berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri
tersusun dari jaringan dasar epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang
dan jaringan pembuluh. Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula
atau rambut halus (pilus) untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora
jamur, ataupun tetesan air hujan (Anonim, 2011).
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan
yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja
dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuh tumbuhan.
Bagian batang tempat
duduknya atau melekat daun dinamakan buku-buku (nodus) batang. Dan tempatdiatas
daun yang merupakan sudut antara batang
dan daun dinamakan ketiak
daun (axilla) (Tjitrosoepomo, 1985).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Daun adalah batang yang
telah mengalami modifikasi yang kemudian
berbentuk pipih yang juga
terbentuk darisel-sel jaringan, seperti yang terdapatpada batang. Perbedaannya
batangmempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas yang segera berhenti tumbuh,berfungsi untuk
beberapa musim. Lalugugur (Sutarmi, 1983).
Tujuan praktikum ini
adalah mengetahui dan mengenal bagian-bagian daun serta membedakan daun lengkap
dan daun tidak lengkap.
Kegunan dalam praktek ini adalah agar kita dapat Mengetahui
dan mengenal bagian-bagian daun serta membedakan
daun lengkap dan daun tidak lengkap.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rujukan materi
Daun merupakan
bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar
daun. Alat ini terdapat pada batang, bagian batang tampat duduknya atau
melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil.
2.1.1 Daun putri malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Mimosoideae
Genus : Mimosa
Spesies : M.
Pudica
Deskripsi
5
|
Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu
pendek anggota suku
polong-polongan yang mudah dikenal karena daun -daunnya yang dapat
secara cepat menutup/ layu
dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota
polong-polongan dapat
melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat
6
|
daripada
jenis lainnya. Kelayuan ini
bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan
pulih seperti semula.
2.1.2 Daun
nangka (Artocarpus integra)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : A. heterophyllus
Deskripsi
Pohon nangka umumnya
berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30
meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat
dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian
tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Pohon mangga mempunyai
daun tunggal, tersebar, bertangkai 1–4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit,
kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 ×
5–25 cm, dengan pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek
runcing atau agak runcing. Daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8
cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin. penumpu bulat telur
lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan meninggalkan bekas serupa cincin.
7
|
2.1.3 Daun Mangga (Mangifera indica .L)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus :
Mangifera
Spesies : M.
indica
deskripsi
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai
tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m
atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk
tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai
10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar
dengan banyak celah-celah kecil dan sisik sisik bekas tangkai daun. Warna
pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua
sampai hampir hitam.
Pohon mangga mempunyai
daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu . Panjang tangkai daun
bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah
atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin
mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam
lingkaran (roset). Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong
sampai lanset, 2-10 × 8– 40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal
melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung
8
|
meluncip,
dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
1.
Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak
.
2.
Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing
seperti mata tombak.
3.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya
runcing.
4.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan,
keunguan atau kekuningan, yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan
sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna
hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.
2.1.4 Daun Pisang (Musa paradisiaca. L)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca. L
Deskripsi
Tanaman pisang kepok
(Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman dalam golongan terna monokotil tahunan
berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan
tumpukan pelepah daun yang tersusun secara
9
|
rapat
dan teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang
dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa
umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada
bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya
tidak berbiji atau bersifat partenokarpi (Anonim b, 2009). Daun pisang letaknya
tersebar, helaian daun berbentuk lanset memanjang yang panjangnya antara 30-40
cm. Daun yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung
dan terus tumbuh memanjang. Kemudian secara progesif membuka. Helaian daun
bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang1,5-3m, lebar 30-70 cm,
permukaan bawah daun berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang
daun yang nyata, tersusun sejajar dan menyirip (Suyanti dan Satuhu, 1992).
2.1.5 Daun Bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi ilmiah
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa sp
Deskripsi
10
|
Daun
Bambu ( Bambusa sp) termasuk daun lengkap karena memiliki ketiga syarat sebagai
daun lengkap yaitu memiliki upih daun atau pelepah daun ( vagina ), tangkai
daun ( petiolus), dan helaian daun ( lamina). Bangun daun ( Circum scription )
pada daun Bambu ( Bambusa sp) yaitu termasuk bangun lanset ( laceolatus) karena
bagian terlebar berada di tengah helaian daun. Ujung daun ( apex folii ) pada
daun Bambu ( Bambusa sp) adalah runcing ( acutus). Tepi daun ( margo folii )
pada daun Bambu ( Bambusa sp) adalah rata ( integer) karena tepi daun pada
pangkal hingga ke ujung bertepi rata. Pangkal daun ( basis folii ) pada daun
Bambu
( Bambusa sp) adalah runcing ( acutus). Tulang
daun ( venation) pada daun Bambu
( Bambusa sp) adalah bertulang sejajar
karena mempunyai satu tulang di tengah yang besar membujur daun, sedangkan
tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang
sejajar. Permukaan daun pada daun Bambu ( Bambusa sp) adalah berbulu kasar (
hispidus) karena jika diraba terasa kasar. Daging daun ( intervenium ) pada
daun Bambu ( Bambusa sp) adalah seperti kertas ( papyraceus atau chartaceus)
karena tipis tetapi cukup tegar. Warna daun pada daun Bambu ( Bambusa sp) adalah
hijau tua.
III.
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Waktu danTempat
Pelaksanaan praktikum
dendrologi daun lengkap dan
tidak lengkap dilaksanakan pada hari Kamis, 27 April 2017 pada
pukul 14.00 WITA sampai dengan
selesai.
Adapun
tempat praktikum yaitu di Ruang Perkuliahan KHT B, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan herbarium adalah : Daun Putri Malu (M. Pudica), Daun
nangka (Artocarpus integra), Daun Mangga (Mangifera indica L), Daun
Pisang (Musa paradisiaca L), Daun Bambu (Bambusa sp).
Adapun
alat yang digunakan adalah : buku Gambar serta alat tulis menulis.
3.3 Cara Kerja
a. Tulis nama daerah dan nama ilmiah
tumbuhan
b. Gambarkn daun secara lengkap dan
tuliskan bagian-bagian dari daun tersebut.
c. Tentukan jenis daun lengkap atau
daun tidak lengkap
d. Gambarkan dengan jelas dan
sebutkan tipe dari bagian ujung daun, pangkal daun, tepi daun, dan serta
pertulangan daun.
11
|
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil
dari praktikum adalah :
Nama spesies
: Daun putri malu |
Ujung daun
Ket : Membulat
|
|
Nama latin : M. Pudica
|
||
Bentuk daun
Ket : Oval
|
||
Pangkal daun
Ket : Tumpul
|
12
|
GAMBAR 1. Daun
Putri Malu (M. Pudica) merupakan jenis daun tidak lengkap.
Nama spesies :
Daun nangka |
Ujung daun
Ket : runcing
|
|
Nama latin : Artocarpus
integra
|
||
Bentuk daun
Ket : oblong
|
||
Pangkal daun
Ket : ovalus
|
13
|
GAMBAR
2. Daun
Nangka (Artocarpus Integra) merupakan jenis daun tidak lengkap
Nama spesies :Daun mangga
|
Ujung daun
Ket : runcing
|
|
Nama latin
: Mangifera indica |
||
Bentuk daun
Ket : oblong
|
||
Pangkal daun
Ket : ovatus
|
14
|
GAMBAR
3. Daun
Mangga (Mangifera Indica. L) merupakan jens daun tidak lengkap.
Nama spesies :Daun pisang
|
Ujung daun
Ket : tumpul
|
|
Nama latin
: Musa paradisiacal L. |
||
Bentuk daun
Ket : oblong
|
||
Pangkal daun
Ket : membulat
|
15
|
GAMBAR
4. Daun
Pisang (Musa Paradisiaca. L) merupakan jenis daun lenkap
Nama spesies :Daun bambu
|
Ujung daun
Ket : runcing
|
|
Nama latin
: Bambusa.sp |
||
Bentuk daun
Ket : ovalis
|
||
Pangkal daun
Ket : membulat
|
16
|
GAMBAR
5. Daun
Bambu (Bambusa. SP) merupakan jenis daun lengkap.
4.2 Pembahasan
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang
penting, dan pada umumnya setiap tumbuhan mempunyai sejumlah daun. Bagian
batang tempat
17
|
letaknya daun dinamakan buku-buku (nodus), dan tempat diatas
daun yang merupakan sudut antara daun dan batang dinamakan ketiak daun (axill).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut : Upih atau
pelepah daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina)
Tumbuhan yang mempunyai daun
yang lengkap tidak begitu banyak jenisnya contohnya pada daun pisang, nangka,
kunyit, dll. Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun yang tidak lengkap atau dua
bagian dari daun. Ada beberapa kemungkinan susunan daun yang tidak lengkap :
Daun betangkai, yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian daun
saja. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian. Daun berupih atau
daun berpelepah, yaitu daun yang terdiri atas upih dan helaian daun. Lazim kita
jumpai pada suku rumput. Daun duduk, yaitu daun yang terdiri hanya helaian daun
saja, jadi daun langsung melekat atau duduk pada batang. Filodia, yaitu daun
yang hanya terdiri atas tangkai daun saja biasanya tangkai daun lalu menjadi
pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan helaian daun semu
(palsu).
Dari hasil praktikum di ketahui bahwa Daun Putri Malu (M. Pudica) merupakan jenis daun
tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian dari daun
saja dengan bentuk daun oblong. Daun nangka (Artocarpus integra)
merupakan jenis daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian dari daun
lengap saja dengan bentuk daun ovate. Daun Mangga (Mangifera indica L)
merupakan jenis daun tidak lengkap karena hanya memiliki dua bagian daun
lengkap saja dengan bentuk daun oblong. Daun Pisang (Musa paradisiaca L)
merupakan jenis daun lengkap karena memiliki Upih atau pelepah daun (Vagina),
Tangkai daun
18
|
(petiolus), Helaian daun (lamina) dengan bentuk daun
oblong, Daun Bambu (Bambusa sp) merupakan jenis daun lengkap karena
memiliki Upih atau pelepah daun (Vagina), Tangkai daun (petiolus),
Helaian daun (lamina) dengan bentuk daun linear.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Daun
lengkap adalah daun yang memiliki upih atau pelepah daun (Vagina), tangkai daun (petioles),
dan helaian daun (lamina).
2. Tumbuhan
yang tergolong daun lengkap adalah daun pisang (Musa paradisiacal L.), dan
daun bamboo (Bambusa.sp,
serta
3. Daun
tidak lengkap adalah daun putri malu (M.Pudica),
daun nangka (Artocarpus integra),
daun Mangga (Mangifera indica L.)
5.2 Saran
Saran dalam
praktikum adalah sebaiknya praktikan lebih tertib dalam praktek agar
menciptakan suasana yang kondusif. Serta asisten dosen dapat menentukan tempat
yang sesuai dengan jumlah praktikan agar tidak terlalu sempit dalam melakukan
praktikum.
Izin copas kak
ReplyDelete